MASJID HARAKATUL JANNAH | مسجدحركةالجنه
Jl. Raya Puncak KM 71 Simpang Tol Jagorawi, Gadog Bogor-Jawa Barat (INDONESIA)
Jumat, 22 November 2013
Rabu, 21 Agustus 2013
Senin, 08 Juli 2013
KEGIATAN HARIAN BULAN RAMADHAN DI MASJID AGUNG HARAKATUL JANNAH
WAKTU
|
KEGIATAN
|
PETUGAS
|
KETERANGAN
|
04.00
– 04.30
|
Tadarus
dan shalat sunnah
|
IMAM
- MUADZIN
|
Tanggal
20 s/d 30 Ramadhan, kegiatan Qiyamul lail dimulai jam 2.30 s/d Shubuh
|
04.30
– 04.45
|
Shalat
Subuh berjama’ah
|
IMAM
– MUADZIN
|
|
04.45
– 05.15
|
Kuliah
Subuh
|
IMAM
dan pengurus masjid
|
|
12.00
– 12.15
|
Shalat
Dhuhur berjama’ah
|
IMAM
– MUADZIN
|
|
Ba’da
Dhuhur
|
Tadarus
al-Qur’an
|
IMAM
- MUADZIN
|
Target
khatam Qur’an
Minimal
1x
|
15.10
– 15.25
|
Shalat
Ashar berjama’ah
|
IMAM
- MUADZIN
|
|
15.25
– 15.50
15.50
– 16.20
|
- Kulbasar
(Kuliah Ba’da Asar)
- Tadarus
al-Qur’an
|
IMAM
dan pengurus masjid
|
|
Menjelang
Buka
17.30
– 17.45
17.45
– 17.55
17.55
– 18.00
|
-
Tilawah Murotal
-
Taushiah menjelang ta’jil
-
Do’a bersama
|
IMAM
dan pengurus masjid
|
|
18.00
– 18.15
|
-
Ta’jil, buka puasa bersama
|
IMAM
dan pengurus masjid
|
Masjid
menyiapkan ta’jil
|
18.00
– 18.30
|
Shalat
Magrib berjama’ah
|
IMAM
dan pengurus masjid
|
|
18.30
– 19.00
|
Makan
malam
|
Pengurus
masjid
|
|
19.00
– 19.20
|
Shalat
Isya berjama’ah
|
IMAM
- MUADZIN
|
|
19.20
– 19.50
19.50
– 20.50
|
Taushiah
Ramadhan
Tarawih
berjama’ah
|
PIKET
IMAM
- BILAL
|
Penceramah
Sesuai jadwal
|
|
|
|
|
Sabtu, 06 Juli 2013
Jumat, 28 Juni 2013
PELETAKAN BATU PERTAMA MENARA ‘BIG BEN’ MASJID HARAKATUL JANNAH
masjid-harakatuljannah.blogspot.com
| Oleh Irfan Febriansyah
Pada
hari Kamis, 27 Juni 2013, pada jam 10:00 WIB Alhamdulillah masjid Harakarul Jannah,
yang berlokasikan di Jl.Raya Puncak Simpang Tol Jagorawi Gadog-Bogor (Jawa
Barat) telah mengadakan acara PELETAKAN BATU PERTAMA untuk MENARA yang tentunya
akan menambah kemegahan masjid tersebut. Acara dipimpin langsung oleh Ketua Umum
dewan Pembina sekaligus Pendiri Masjid
Harakatul Jannah, Dr.H. Syahrul Effendi,
SH.MM. Hadir dalam acara itu para pengurus masjid, para Kiyai beserta para
tokoh lainnya antara lain : Mayjen Fuad, Mayjen Mahdar Said, Dr. Shechan
Shahab, KH. Mbas, KH. Cucun, Ketua MUI Megamendung, Ketua MUI Ciawi, MUI desa
dll.
Dr. H. Syahrul Effendi,
SH.MM. pendiri dalam sambutannya menceritakan kronologis pembangunan masjid
harakatul jannah yang cikal bakalnya dimulai pada tahun 2006. Banyak tantangan
dan rintangan yang di hadapi untuk mewujudkan cita-cita suci itu.
Masyarakat umum sempat
meragukan pembangunan masjid yang terletak di tempat yang sangat strategis
untuk lokasi bisnis. Bahkan para pebisnis menyayangkan sekali lokasi tersebut
dipakai hanya untuk kegiatan ibadah (masjid). Tapi saya, istri, keluaraga dan
teman-teman tetap istikomah untuk membangun rumah Allah yang megah. Begitulah bapa
Haji Syahrul Effendi sapaanya dalam
pidato di Aula Masjid Harakatul Jannah pada acara peletakan batu pertama. (Habis)
Sabtu, 18 Mei 2013
Masjid Harakatul Jannah, Pintu Surga di Pintu Tempat Wisata (4-habis)
Tuesday, 26 February 2013, 16:46 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Mohammad Akbar
Ukiran yang menghiasi mihrab ini rupanya mengadopsi pada motif di masjid Sunan Kudus. Untuk menuntaskan ukiran di atas kayu jati berkualitas tersebut, Mulyana menceritakan, ''Tukang dari Jepara itu mengerjakan sekitar tiga tahun. Bentuk ukirannya memang sangat detail dan rumit.''
Sementara itu melangkah ke bagian sayap, akan terlihat jendela yang mengadopsi rumah orang Melayu. Ukuran daun jendelanya tidak terlalu lebar, seperti layaknya daun pintu masjid.
Sejajaran dengan jendela tadi, terdapat sebuah pintu besar. Di balik pintu tersebut terdapat tangga yang meniru pada arsitektur bangunan kuno di India. Tangga berbentuk setengah melingkar ini menghubungkan lantai dua dengan lantai dasar. Di lantai dasar ini digunakan sebagai tempat aktivitas keagamaan dan resepsi.
Tangga tersebut berada di sisi kanan dan kiri bangunan masjid. Lantas untuk mempercantik tangga dipasangkan pagar yang terbuat bahan besi tempa. Sedangkan sebagai pegangan tangga, dihadirkan bahan kayu jati pada bagian atasnya. Lalu untuk lantai anak tangganya dipasangkan bahan marmer impor.
Nah bagi Anda yang ingin menikmati keindahan alam dengan latar Gunung Salak dan Gunung Gede, silahkan menuju ke balkon yang ada di sisi utara bangunan. Bentuk balkon semacam ini mencerminkan gaya arsitektur Spanyol.
Pada bagian balkon ini terdapat 12 tiang yang menopang kubah kecil. ''Bagian ini biasanya digunakan untuk tamu, khususnya para imam dan khatib,'' kata Mulyana. (habis)
Ukiran yang menghiasi mihrab ini rupanya mengadopsi pada motif di masjid Sunan Kudus. Untuk menuntaskan ukiran di atas kayu jati berkualitas tersebut, Mulyana menceritakan, ''Tukang dari Jepara itu mengerjakan sekitar tiga tahun. Bentuk ukirannya memang sangat detail dan rumit.''
Sementara itu melangkah ke bagian sayap, akan terlihat jendela yang mengadopsi rumah orang Melayu. Ukuran daun jendelanya tidak terlalu lebar, seperti layaknya daun pintu masjid.
Sejajaran dengan jendela tadi, terdapat sebuah pintu besar. Di balik pintu tersebut terdapat tangga yang meniru pada arsitektur bangunan kuno di India. Tangga berbentuk setengah melingkar ini menghubungkan lantai dua dengan lantai dasar. Di lantai dasar ini digunakan sebagai tempat aktivitas keagamaan dan resepsi.
Tangga tersebut berada di sisi kanan dan kiri bangunan masjid. Lantas untuk mempercantik tangga dipasangkan pagar yang terbuat bahan besi tempa. Sedangkan sebagai pegangan tangga, dihadirkan bahan kayu jati pada bagian atasnya. Lalu untuk lantai anak tangganya dipasangkan bahan marmer impor.
Nah bagi Anda yang ingin menikmati keindahan alam dengan latar Gunung Salak dan Gunung Gede, silahkan menuju ke balkon yang ada di sisi utara bangunan. Bentuk balkon semacam ini mencerminkan gaya arsitektur Spanyol.
Pada bagian balkon ini terdapat 12 tiang yang menopang kubah kecil. ''Bagian ini biasanya digunakan untuk tamu, khususnya para imam dan khatib,'' kata Mulyana. (habis)
Masjid Harakatul Jannah, Pintu Surga di Pintu Tempat Wisata (3)
Selasa, 26 Februari 2013, 16:41 WIB
Kesan megah semakin terlihat lagi dengan handle pintu berbentuk silinder. Ukurannya sekitar satu meter. Handle ini terbuat dari bahan tembaga dengan hiasan ukiran klasik nan megah.
Setelah pintu terbuka maka kaki akan langsung menapak ke lantai marmer. Lantai ini kabarnya didatangkan dari Italia. Bahan impor ini tak hanya terdapat pada lantai bagian dalam saja. Namun juga terdapat pada sebagian dinding bagian luar serta tiang di dalam.
Di lantai dua, jamaah yang hendak sholat akan bisa melihat sebuah motif beranyam yang menghiasi lantai di bagian tengah. Motif itu terbentuk dari garis-garis hitam dengan bagian pusatnya membentuk bintang segi delapan.
Mulyana mengatakan, motif anyaman di lantai itu mengandung makna sebuah persaudaraan. ''Pesan yang dihadirkan di sini adalah ikatan ukhuwah Islamiyah. Sedangkan bentuk segi delapan menggambarkan lambang hukum Islam, Amar Ma'ruf Nahi Mungkar dan Jihad Fisabillah,'' katanya menjelaskan.
Dari lantai beranyam tadi, saat kepala mendongak ke atas, maka akan terlihat sebuah keindahan seni Islam. Keindahan itu terdapat dari sisi bagian dalam kubah. Hiasan kaligrafi dekoratif ini berisi tulisan Arab Asmaul Husna. Hiasan kaligrafi ini menghiasi pula keempat sisi penopang kubah. Kaligrafi tersebut mengambil beberapa penggalan dari surat di Alquran.
Lantas pada bagian tengah kubah, terdapat sebuah lampu gantung dari bahan kristal. Lampu sejenis juga terdapat pada lantai dasar. ''Lampu ini diimpor juga dari luar negeri. Harganya Rp 1,2 miliar,'' kata Mulyana.
Lalu maju beberapa langkah, perhatian langsung tertuju pada bagian mihrab. Di bagian ini dihiasi oleh ukiran njelimet yang menutupi hampir semua bahan kayu jati. Melihatnya secara mendetail, bentuk njelimet itu ternyata berisi ukiran bermotif bunga dan beberapa surat Alquran. (bersambung)
Langganan:
Postingan (Atom)